Tuesday, October 13, 2009

Gemuruh -Faizal Tahir



Bila bertalu rentak di kalbu
Hasrat yang tersirat semakin ku buru
Bila bergema laungan gempita
Harapan bernyala nadi ku berganda

Gemuruh jiwa semangat membara
Dari puncak ingin ke angkasa
Berkalungkan bintang berkelipan
Menyerlah jauh dari yang biasa

Bila bertalu rentak di kalbu
Hasrat yang tersirat semakin ku buru
Bila bergema laungan gempita
Harapan bernyala nadi ku berganda

Gemuruh jiwa semangat membara
Dari puncak ingin ke angkasa
Berkalungkan bintang berkelipan
Menyerlah jauh dari yang biasa

Ungkapan ini bukan sekadar bermimpi
Segalanya pasti kan terbukti nanti

Gemuruh jiwa semangat membara
Dari puncak ingin ke angkasa
Berkalungkan bintang berkelipan
Menyerlah jauh dari yang biasa

Gemuruh jiwa semangat membara
Dari puncak ingin ke angkasa
Berkalungkan bintang berkelipan
Menyerlah jauh dari yang biasa
Menyerlah jauh dari yang biasa

Wednesday, September 16, 2009

Just A Little Note..

saya tidak tahu bagaimana hendak meluahkan segalanya..
apa yg ada dlm kutub fikiran..
mungkin juga lagu ini dpt kita hayati dan fikirkan bersama..




Silaturrahim - Bumiputra Rockers

Aku sendirian di sini
Terbujur berdiri
Di tengah kota ( 2X )
Ramai manusia di sisi
Sombong dan tidak
Bertegur sapa ( 2X )

Bagaimana harus aku buktikan
Silaturrahim suruhan tuhan
Sampai bila ( 2X )
Begini...

Jika kita hidup di perbatasan
Peluru tidak kenal kasihan
Sampai bila ( 2X )
Begini...

Wednesday, September 2, 2009

Siakap Masak 3 Rasa




Ini antara resipi favourite saya..
delicious.................

Misi Pluralisme di Balik Novel Ayat-ayat Cinta




Arrahmah Opini - Pesona Novel Ayat-ayat Cinta, telah menjulangkan nama penulisnya, Habiburrahman el-Shirazy, ke posisi Tokoh Perubahan 2007 versi Republika. Seperti sastrawan dan budayawan Mesir Mahmud Abbas al-Aqqad, Thaha Husein dan lainnya, yang menjadi makelar zionis melalui gagasan multikultural dan multikeyakinan. Agen zionis, memang tidak pernah kehilangan cara untuk menemukan kaki tangan di bidang sastra dan budaya. Membaca novel ayat ayat cinta menyisakan beragam kesan. Mungkinkah penulisnya dianggap figur yang tepat sebagai makelar zionisme melalui misi pluralisme agama?

LAHIR di Sema-rang, Kamis 30 September 1976, Habiburrahman el-Shi-razy, memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen; sambil belajar kitab ku-ning di Pondok Pesantren Al-Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan KH. Abdul Bashir Ham-zah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Prog-ram Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995.

Setelah itu melanjut-kan pelajaran ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Ha-dits di Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgra-duate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Stu-dies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri.
Kembali ke tanah air pada pertenga-han Oktober 2002, ia di-minta ikut mentashih Ka-mus Populer Arab-Indo-nesia yang di-susun oleh KMNU Mesir dan diterbitkan oleh Diva Pus-taka Jakarta, (Juni 2003). Ia juga menjadi kontributor pe-nyusunan En-siklopedi Intelektualisme Pesantren: Potret Tokoh dan Pemikiran-nya, (terdiri atas tiga jilid di-tebitkan oleh Diva Pustaka Jakarta, 2003).

Antara tahun 2003-2004, ia mendedikasikan ilmunya di MAN I Jogja-karta. Selanjutnya sejak tahun 2004 hingga 2006, ia menjadi dosen Lem-baga Pengajaran Bahasa Arab dan Islam Abu Ba-kar Ash Shiddiq UMS Surakarta. Saat ini ia mendedikasikan dirinya di dunia dakwah dan pendi-dikan lewat karya-karya-nya dan pesantren Karya dan Wirausaha Basmala Indonesia bersama adik dan temannya.

Dengan reputasi de-mikian, beralasan bila se-bagian pembaca mengido-lakannya bagai HAMKA Muda. Seperti juga dalam bidang pemikiran dan politik, khalayak Indonesia pernah menyematkan nama Natsir Muda pada diri Nurcholish Madjid. Apalagi penulis 'Ayat-ayat Cinta' cukup berprestasi internasional yang lama menimba ilmu di al-Azhar Mesir, dan akrab dengan budayawan serta novelis di Mesir yang terkenal se-bagai sarang pembinaan zionis.

Touris dan Dzimmi

Begitu gegap gempita publikasi Novel Ayat-ayat Cinta, menyebabkan ba-nyak pembaca kehilangan daya kritis. Sehingga nyala api pluralisme menerobos masuk imajinasi penulis, tak dirasa adanya. Pada mulanya, barangkali se-kadar titipan ide, namun je-las titipan dimaksud menjadi ide sentral rangkaian kisah cerita Novel Ayat-ayat Cinta.

Pada bagian ketiga di bawah judul 'Kejadian di Dalam Metro' misalnya, berlangsung cekcok antara rombongan turis Amerika dengan penumpang asli Mesir yang meledakkan ama-rahnya pada bule-bule itu, sebagai ganti kejengkelan mereka pada pemerintah Amerika yang arogan dan mem-bantai umat Islam di Afghanistan, Iraq, dan Palestina. Namun, dalam cekcok tersebut penulis menyalah-kan orang Mesir, dan memosisikan touris kafir yang berkunjung kenegara-negara berpenduduk Islam seperti Mesir sebagai ahlu dzimmah yang memiliki hak-hak kekebalan diplomatik, dengan manipulasi dalil agama. “Ahlu dzim-mah adalah semua non Muslim yang berada di dalam negara kaum Mus-limin, masuk secara legal, membayar visa, punya pas-por, hukumnya sama de-ngan ahlu dzimmah, da-rah dan kehormata n mereka harus dilindungi,” katanya.

Sebagai pembenaran atas pembelaannya pada bule Amerika itu, penulis mencomot sebuah hadits: “Barangsiapa menyakiti orang dzimmi, dia telah menyakiti diriku, dan siapa yang menyakiti diriku ber-arti dia menyakiti Allah.”

Padahal, menempat-kan touris asing sebagai dzimmi di negeri Muslim bukan saja tidak memiliki argumentasi syar'iyah, tetapi juga merusak tatanan syar'i secara keseluruhan. Persoalannya, bukan pada perlakuan kasar atau halus terhadap touris, melainkan pada posisi yang disemat-kan, bahwa touris tidak sama dengan ahlu dzimmah, baik hak maupun kewajibannya. Pem-bayaran visa tidak bisa di-samakan dengan jizyah. Sebab, legalitas hukum bagi touris dan ahlu dzimmah memiliki per-bedaan-per-bedaan sehingga mengakibatkan konsekuensi hukum yang berbeda pula.

Perbedaan itu antara lain: Pertama, Ahludz dzimmah (dzimmi) adalah orang kafir yang menjadi warganegara Negara Islam. Sedangkan touris tidak memiliki hak ke-warganegaraan, dan hanya memiliki hak pelayanan sebagai tamu.

Kedua, Dzimmi mem-punyai hak dan kewajiban sebagai warga negara. Bila-mana pemerintah tidak bisa memenuhi hak kewarganegaraan orang dzimmi, maka mereka tidak wajib lagi membayar jizyah (pajak). Sedangkan pembayaran visa touris yang berkunjung ke sebuah negara Islam tidak dapat dianggap sebagai jizyah, karena orang Islam yang bukan penduduk negara yang dikunjunginya juga harus membayar visa. Apakah orang Islam yang berkunjung ke negara Islam juga dianggap dzim-mi oleh pemerintah negara tempat dia berwisata?

Ketiga, pada keadaan darurat, pemerintah negara Islam dapat mewajibkan penduduk dzimmi untuk menjalani wajib militer. Berbeda dengan touris, apabila datang ke suatu negara yang sedang dalam keadaan darurat perang ti-dak bisa dipaksa ikut wajib militer bagi negeri yang di-kunjunginya.

Perbedaan prinsip di atas, nampaknya kurang dipahami oleh penulis novel, dan lebih terpesona dengan misi kemanusiaan global yang menjadi gerak nafas pluralisme; sehingga meng-hilangkan kewaspadaan. Boleh jadi touris itu justru musuh yang sedang menya-mar, meneliti, atau men-jalankan misi intelijen. Novelis muda lulusan filsa-fat Al-Azhar Cairo itu, ber-gaya ulama besar ahli fiqih dan ahli hadits berkaliber dunia, lalu mengintroduksi hadits dzimmi sebagai 'ijtihad cemerlang'.

Untuk menetralisir kecurigaan, dan menang-kal virus berbahaya ter-utama bagi pembaca muda yang jadi sasaran utama novel ini, sebenarnya penu-lis dapat mengimbanginya dengan wacana pemikiran yang adil, bahwa dalam ba-nyak kasus kedatangan touris-touris kafir di negeri Islam membawa dampak kerusakan moral dan sosial di tengah masyarakat muslim. Bahkan sebagian sengaja disusupkan se-bagai mata-mata ter-selubung. Fakta ini dapat terlihat jelas dan ditemu-kan oleh para pejabat intelijen negara bahwa touris biasa dipakai kedok oleh para agen intelijen untuk menjalankan ope-rasinya. Namun, penulis lebih mendahulukan 'baik sangka' daripada was-pada, suatu sikap yang telah membuat umat Islam berulangkali tertipu dan dininabobokkan gagasan harmonisasi an-tar umat beragama, tanpa mempertimbangkan aki-batnya yang berbahaya.

Namun penulis alfa melakukannya. Maka, tidak aneh bila terdapat pembaca kritis mem-pertanyakan, misi siapa yang hendak dipasarkan oleh penulis di balik novelnya yang best seller tersebut? Dilihat dari simplifikasi penggunaan dalil-dalil agama untuk menopang argumentasi, dan memanipulasi tujuan politik yang halus, merupakan ciri khas kom-prador zionisme yang ber-gentayangan di tengahtengah masyarakat Muslim. Maka bukan mustahil, Novel Ayat-ayat Cinta yang sudah 30 kali cetak ulang dengan tiras 500 ribu eksemplar, menjadi pembuluh darah halus yang mengalirkan misi pluralisme agama yang telah diformat oleh zionis-me internasional dan di-pasarkan di tengah-tengah masyarakat Muslim Indo-nesia.

Tanpa pretensi 'buruk sangka' terhadap novelis muda Habiburrahman, kisah sampingan yang ditampilkan berkaitan de-ngan touris Amerika itu, kita perlu mewaspadai adanya celupan misi zionis dalam obrolan seperti Kejadian di Dalam Metro itu. Sudah banyak pemuda yang diperalat untuk mengembangkan faham toleransi dan pluralisme agama melalui tokoh-tokoh Indonesia yang di-anggap cemerlang dan berpengaruh.

artikel ini dipetik dari : http://baretputih.multiply.com

Tuesday, July 28, 2009

NINJA WORRIOR

This is one of my favourite tv show.
ninja worrior.

Wednesday, July 22, 2009

The Amazing Goal Against Manchester United

This great goal by Amri Yahya (Malaysia) is something that never being expected by anyone.
And I'm definately sure that even Sir Alex Ferguson himself was amazed by it.




Friday, July 3, 2009

Saya Bukan Kafir

Oleh Zalifah Mohd Yatim
zalifah@hmetro.com.my


MUAR: Kelunakan bilal memperdengarkan azan setiap pagi di surau berhampiran rumah selama 20 tahun membuka pintu hati seorang wanita untuk memeluk Islam.

Biarpun tidak mengetahui maksud di sebalik seruan solat itu, Lina Poh Abdullah, 62, sering bangun jam 4 pagi semata-mata untuk mendengar azan sebelum terpaut menjalani kehidupan sebagai orang Islam seperti kebanyakan penduduk di kampungnya.

Akhirnya pada 2006, dia memeluk Islam bersendirian manakala bekas suami dan empat anak masih menganut agama asal.

Bagaimanapun, dia yang baru bernikah dengan lelaki lain hampir dua bulan lalu kesal berikutan dihina, malah dituduh kafir apabila menegur perbuatan sekumpulan remaja supaya tidak melepak dan membuat bising berhampiran rumahnya.


“Saya pantang orang tuduh saya kafir sedangkan mereka tidak tahu banyak pengorbanan terpaksa dilalui orang seperti saya untuk memeluk Islam,” kata Lina yang menjadi mangsa penghinaan ‘kutu tembok’ di sini.

Menurutnya, pengalaman pahit itu bermula sejak 2007 apabila sekumpulan remaja sering mengeluarkan kata-kata yang menyentuh hatinya sebagai seorang Islam selepas tidak berpuas hati dengan tindakannya menegur tabiat buruk mereka.

Paling menyedihkan, dalam kejadian terbaru Jun lalu, beberapa remaja tergamak menyuruhnya keluar Islam.

Malah, katanya, dia turut dicerca supaya tidak mengerjakan solat lima waktu selain tidak perlu berulang-alik ke masjid dan surau serta membuka tudung dipakainya sejak memeluk Islam.

“Apa salah saya sehingga sanggup menyuruh berbuat demikian serta menuduh saya kafir selain mengugut membunuh saya.

“Saya menangis semalaman kerana tidak tahan diperlakukan sedemikian dan tidak lena tidur. Saya benar-benar sedih dan kecewa...kerana terlalu sedih, saya buka tudung selama tiga hari, hujung bulan lalu.

“Saya rasa bersalah, tapi kerana terlalu sedih saya ikutkan hati, tetapi memakai semula selepas dinasihatkan seorang kenalan yang bertugas sebagai anggota polis,” kata Lina yang menjaga dua cucunya yang bukan Islam pada hari kerja, manakala hujung minggu pulang ke Pagoh untuk bersama suami.

Lebih mengecewakan, kata wanita itu, anaknya yang bukan Islam turut menjadi mangsa apabila keretanya di depan rumah pernah dicalar beberapa bulan lalu.

Apabila masalah itu diajukan kepada pemimpin masyarakat, dakwa Lina, dia diminta berpindah jika tidak boleh menerima suasana kejiranan di situ.

Katanya, dia terpaksa membuat pengorbanan besar apabila mengambil masa 20 tahun sebelum tercapai impian memeluk Islam.

“Ketika mahu memeluk Islam, anak masih kecil dan saya tidak mahu apabila mereka besar dipersalahkan kerana memaksa mereka menukar agama,” katanya.

Disebabkan bimbang keselamatannya, Lina sudah beberapa kali membuat aduan di Balai Polis Muar dan terbaru pada 22 Jun lalu.

Sementara itu, Mufti Johor, Datuk Mohd Tahrir Shamsuddin, berkata umat Islam perlu sentiasa bersangka baik dengan saudara baru bukan dengan mencaci dan menghina mereka.

Katanya, kehadiran saudara baru perlu diterima secara terbuka dengan sentiasa diberi sokongan sebaik mungkin supaya menjadi mukmin sejati.

“Jurang pemisah atau sempadan antara saudara baru dengan umat Islam asal tidak seharusnya wujud kerana dalam agama akidah yang menyatukan kita. Kehadiran mereka menambah lagi kekukuhan Islam,” katanya.

-----------------------------------------------------------------

Kasihan sungguh saya pada makcik ini. Semoga ALLAH memberinya hidayah dan kekuatan sebagai seorang muslim..

Tuesday, June 30, 2009

Michael Jackson will be buried as Muslim – Insya Allah..

Jermaine Jackson

Jermaine Jackson publicly confirms the death of his singer brother Michael Jackson, asking reporters to give the family some time to grieve and respect their privacy.

While news regarding Michael Jackson’s death keeps inundating the web, his family has just released a public statement to the many awaiting reporters gathering outside U.C.L.A. Medical Center, where the late singer was pronounced dead for a reported cardiac arrest. On Thursday, June 25, the same day the King of Pop passed away, his brother Jermaine Jackson faced the press, sharing with them few details surrounding Michael’s death. “My brother, the legendary king of pop, Michael Jackson, passed away on Thursday, June 25, at 2:26 P.M.,” Jermaine told the media shortly before 6:30 P.M. After taking deep breath, he then continued stating, “It is believed he suffered cardiac arrest in his home. However, the cause of his death is unknown until the results of the autopsy are known.” Appearing obviously distraught, Jermaine went on revealing, “The personal physician who was with him at the time attempted to resuscitate my brother. As did paramedics who transported him to the hospital. Upon arriving at the hospital at approximately 1:14 P.M., a team of doctors, including emergency physicians and cardiologists, attempted to resuscitate him for a period of one hour and they were unsuccessful.” He then ended his statement, saying “Our family requests that the media please respect our privacy during this tough time, and may Allah be with you Michael, always.” TMZ has the footage of Jermaine’s speech.

http://www.aceshowbiz.com/news/view/00025281.html

Monday, June 29, 2009

Puding Coklet Caramel




PUDING COKLAT CARAMEL

Bahan A
½ cawan gula [buatkan caramel]

Bahan B
1 tin susu cair
1 cawan air
4 biji telur
1 s/k esen vanilla
4 s/b gula perang
1 s/b serbuk koko
3 s/b tepung jagung

Hiasan…Buah laici dalam tin

Cara
1. Gaulkan semua bahan B dan tapiskan dalam loyang yg berisicaramel.
2. Kukuskan selama 30 minit dengan api sederhana.
3. Sejukkan dan terbalikkan dalam pinggan besar.
4. Hiaskan dengan buah laici atau sebarang buah koktel.

Sunday, June 28, 2009

Sesi Minum Umat NII KW18 (wilayah malaya)


jam 11.00 malam, saya duduk bersama beberapa orang kawan. Sahabat-sahabat lama yang telah lama tidak bersua muka..
Meja di sebelah saya di susun panjang. Terdapat beberapa wanita bertudung dan 2 orang lelaki. Seorang membawa labtop, manakala beberapa yang lain memegang kitab al-Quran dan Terjemahan yang ditutupi agar tidak begitu kelihatan.


Sambil rancak berbual dengan kawan-kawan, saya sempat menangkap perbualan umat NII di meja bersebelahan. 2 orang dari mereka sebenarnya telah saya ketahui sebagai antara orang kuat salah sebuah region di Malaysia. Ini berdasarkan maklumat yang diberikan oleh Kaslan Warga NII (KAWAN) kepada saya.

Terdengar juga saya perbincangan mereka tentang permasalahan umat. Nampaknya ada seorang di antara yang hadir di tempat ini telah goyang kepercayaannya terhadap ajaran sesat ini.

Beliau mempersoalkan hal tentang ayat-ayat al-Quran yang ditafsir sesuka hati oleh pimpinan mereka.
Salah seorang wanita yang mereka panggil Mas tiba-tiba naik berang dan dengan marahnya berkata "Takkanlah kami yang sama macam nabi ni bercakap dengan kamu pun kamu tak percaya?"

Saya tersentak mendengar statement wanita itu.

Ahhh...tidak tahukah mereka, sayalah SJ (SUARAJAGAT) yang duduk di sebelah mereka?

Friday, June 26, 2009

UMNO Sosialis?




Saya tidak pernah menjadi ahli kepada mana-mana parti politik. Meskipun begitu, ruang politik tetap saya baca. Melihat telatah dan gelagat ahli politik adakalanya membuatkan kita ketawa dan adakalanya kita merasa mual juga.



Akhbar hari ini tersiar artikel yang tercatat kisah Tuan Guru Nik Aziz menyatakan UMNO sebagai sebuah parti sosialis. Saya sebetulnya agak dengan statement ini. Saya tidak pernah anti pada PAS apatah lagi Tuan Guru Nik Aziz. Malah saya turut membeli dan membaca buku-buku yang ditulis oleh beliau. Bagaimanapun, jika benarlah beliau menyatakan UMNO sebuah parti sosialis, saya fikir apa yang dikatakannya itu amat tidak tepat.

Secara peribadi, saya melihat UMNO sebagai sebuah parti nasionalis, bukannya sosialis. Ya, UMNO memperjuangkan bangsa Melayu..ia adalah satu perjuangan nasionalis.

Yang mana sebenarnya sosialis? Jika diteliti, pastinya kedua-dua parti yang tidur sebantal dengan PAS-lah pendukung sosialis sebenar. Malahan, ada ramai pihak yang menyatakan mereka ini pendukung liberalisme.

Benarkah begitu?


Saya menanti ulasan dari para pembaca.

Thursday, June 25, 2009

Bola Sepak Kita

Bola sepak...permainan paling digemari di seluruh dunia..
bola yang bergolek ni juga la yang semua orang suka tgk..
saya pun sama juga..

Perkembangan bola sepak tanahair kian merudum...
di zaman semi-pro dulu, stadium penuh dgn penyokong pasukan. Sayangnya, suasana itu amat jarang dirasai pada hari ini..
Pelbagai program disusun atur oleh FAM, tetapi bola sepak tempatan tetap terus lesu.

Saya yakin jika bola sepak tempatan mempunyai kualiti yang baik, pasti penuh stadium sepanjang perlawanan.

bilakah mungkin ini berlaku?
saya harap 'suatu hari nanti 'bukanlah suatu yang tak kunjung tiba'..

ringankan minda dengan video ini..



Friday, June 19, 2009

Bahtera Yang Selamat




Dalam sebuah jemaah, melenting dan beremosi itu biasa. Tetapi ia jadi luar biasa apabila emosi itu disalurkan kepada media yang boleh membuka pula pelbagai penafsiran. Macam tiada sms, telefon bimbit, twitter, facebook, atau emel untuk berbincang kalaupun tidak suka masuk mesyuarat dan meluat untuk bersemuka (lihat sini).

Jika gagal untuk berbincang dan bermesyuarat seperti manusia terpelajar maka duka cita dirujuk perlembagaan Fasal 7:

Hukum, Kekuasaan dan ‘Majlis Syura Ulama’ pada bahagian 4 kurungan (d) kita akan dapati mesyuarat majlis syura ulama berhak melantik Mursyidul Am dan Timbalannya dalam kalangan ahli majlis tersebut. Jawatan Mursyidul Am ada had masanya iaitu 3 tahun; dengan syarat ia boleh berhenti sebelum cukup tempoh tersebut dan boleh diberhentikan dengan persetujuan dua pertiga daripada ahli-ahli Majlis Syura Ulama dan boleh pula diperbaharui setelah tamat tempoh (sekiranya perlu).

Buat apa ada di situ, kalau tidak boleh bersidang dan ‘bersyura’ serta lebih suka bergeger di luar pintu rumah.

Selama ini Allah telah menutup cacat cela dan kekurangan sebuah harakah Islam. Bukan tidak ada perbincangan mengenai ‘musuh dalam selimut’ atau ‘boneka tertentu’ tetapi tersorok dan tidak diketahui orang.

Mungkin kerana waktu itu mereka ikhlas. Politik itu sekadar saluran dakwah.

Sekarang ikhlas agaknya sudah kurang. Politik jadi alat untuk berkuasa. Dan al-Quran boleh dicucuk di hujung tombak kalau perlu.

Maka segala kurap dan panau pun mulai terbuka.

Masa genting untuk bermuhasabah. Jika sudah bersemuka pun malas, bermuhasabah pun tiada; masa untuk umat Islam memilih alternatif lain, jemaah lain, harakah Islam yang lain.

Siapa kata jemaah ini bahtera yang selamat (lihat sini)? Bahtera sedang karam adalah!

Bahtera yang selamat ialah yang dinukil pada hadis ini:

مثل أهل بيتي مثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق

“Perumpamaan Ahlul baitku seperti bahtera Nuh, barangsiapa yang menaikinya ia akan selamat, dan barangsiapa yang tertinggal ia akan tenggelam.” Al-Hakim dalam kitabnya Al-Mustadrak menyatakan bahwa hadis ini sahih berdasarkan persyaratan Muslim.

Mustadrak Al-Hakim, jilid 2, halaman 343, jilid 3, halaman 151. Hadis ini mutawatir, dan tampil dengan pelbagai versi di dalam bermacam kitab klasik sunni.

kredit : faisal tehrani

ulasan suarajagat : saya sekadar meletakkan sahaja posting di sini dan amat berminat mendapatkan komen dari pembaca ttg isu yang hangat ini

Wednesday, June 17, 2009

Sudah lama saya tidak menulis sesuatu yang datang deeply dari hati. Kerana itu saya create sitaklukjagat (STJ) sebagai suatu wadah yang agak berbeza dengan suarajagat.wordpress.

Perjalanan 5 tahun kebelakangan ini mencabar jiwa & mentaliti saya. Mungkin inilah cabaran hidup yang terhampar untuk diri benar-benar berada di makam seorang hamba. Getir, perit dan luka adalah hal yang perlu kita tempuh.

Memang tak kurang yang akan mencemuh melihat kesusahan orang lain namun alangkah malangnya juga kalau kita tidak pernah merasai kesusahan. Kerana itu, ramai orang yang gagal menghadapi kesenangan kerana kesenangan dan kemewahan seringkali melalaikan.

Yang pastinya, perjalanan ini mesti diteruskan. Tegarlah wahai hati, agar kita dapat terus berdiri.

Nasi Tomato..yummy..

ini antara masakan kegemaran saya. mungkin ramai yang menggemari nasi tomato.
saya sertakan juga resipinya. kalau masak jemput lah saya makan...

Nasi Tomato


Bahan-bahannya:-

2 cawan beras (basuh dan toskan)
½ cawan minyak sapi
2 ulas bawang putih (dimayang)
½ cawan bawang merah (dimayang)
2 kuntum bunga lawang
2 kuntum bunga cengkih
5 cm kulit kayu manis
1 biji buah pelaga
2¼ cawan air
1 cawan sos tomato


Cara Membuatnya:-

  1. Panaskan minyak sapi dan goreng bawang.
  2. Masukkan bunga lawang, bunga cengkih, kulit kayu manis dan buah pelaga.
  3. Masukkan beras, air dan garam biarkan mendidih.
  4. Bila nasi hampir masak gaulkan tomato sos dan biarkan nasi tanak.
  5. Hidangkan dengan potongan telur rebus, bawang goreng dan daun bawang.


Tuesday, June 16, 2009

Early history of Malaysia

Early history

Ptolemy showed the Malay Peninsula on his early map with a label that translates as "Golden Chersonese", the Straits of Malacca were referred to as "Sinus Sabaricus".[32] From the mid to the late first millennium, much of the Peninsula as well as the Malay Archipelago were under the influence of Srivijaya.

A Famosa in Malacca. It was built by the Portuguese in the 15th century.

There were numerous Chinese and Indian kingdoms in the 2nd and 3rd centuries CE—as many as 30 according to Chinese sources. Kedah—known as Kedaram, Cheh-Cha (according to I-Ching) or Kataha, in ancient Pallava or Sanskrit—was in the direct route of invasions of Indian traders and kings. Rajendra Chola, Tamil Emperor who is now thought to have laid Kota Gelanggi to waste, put Kedah to heel in 1025 but his successor, Vira Rajendra Chola, had to put down a Kedah rebellion to overthrow the invaders. The coming of the Chola reduced the majesty of Srivijaya, which had exerted influence over Kedah and Pattani and even as far as Ligor.

The Buddhist kingdom of Ligor took control of Kedah shortly after, and its King Chandrabhanu used it as a base to attack Sri Lanka in the 11th century, an event noted in a stone inscription in Nagapattinum in Tamil Nadu and in the Sri Lankan chronicles, Mahavamsa. During the first millennium, the people of the Malay Peninsula adopted Hinduism and Buddhism and the use of the Sanskrit language until they eventually converted to Islam.

There are reports of other areas older than Kedah—the ancient kingdom of Gangga Negara, around Beruas in Perak, for instance, pushes Malaysian history even further into antiquity. If that is not enough, a Tamil poem, Pattinapillai, of the second century CE, describes goods from Kadaram heaped in the broad streets of the Chola capital. A 7th century Sanskrit drama, Kaumudhimahotsva, refers to Kedah as Kataha-nagari. The Agnipurana also mentions a territory known as Anda-Kataha with one of its boundaries delineated by a peak, which scholars believe is Gunung Jerai. Stories from the Katasaritasagaram describe the elegance of life in Kataha.

Sultan Abdul Samad Building in Kuala Lumpur houses the High Court of Malaya and the Trade Court. Kuala Lumpur was the capital of the Federated Malay States and is the current Malaysian capital.

Between the 7th and the 13th century, much of Peninsular Malaysia was under the Srivijaya empire which centred itself in Palembang on the island of Sumatra. Following that, a wider Majapahit empire which was based on Java island, had influence over most of Indonesia, Peninsular Malaysia and the coasts of Borneo island.

In the early-15th century, the Malacca Sultanate was established under a dynasty founded by Parameswara , a prince from Palembang from the once Srivijayan empire. Conquest forced him and many others to flee Palembang. Parameswara in particular sailed to Temasek to escape persecution and came under the protection of Temagi, a Malay chief from Patani who was appointed by the King of Siam as Regent of Temasek. Within a few days, Parameswara killed Temagi and appointed himself as regent. Some 5 years later he had to leave Temasek due to threats from Siam. During this period, Temasek was also attacked by a Javanese fleet from Majapahit.

He later headed north to found a new settlement. At Muar, Parameswara contemplated establishing his new kingdom at either Biawak Busuk or at Kota Buruk. Finding that the Muar location was not suitable, he continued his journey northwards. Along the way, he reportedly visited Sening Ujong (former name of present day Sungai Ujong) before reaching a fishing village at the mouth of the Bertam River (former name of the Malacca River). This evolved over time to become the location of modern day Malacca Town. According to the Malay Annals, it was here that he witnessed a mouse deer outwitting a dog while resting under a Malacca tree. He took what he saw as a good omen and decided to establish a kingdom called Malacca, building and improving facilities for the purpose of trade.

Parameswara's conversion to Islam was unclear so far with no evidence as to whether Parameswara had actually converted. According to a theory by Sabri Zain,[33] Parameswara became a Muslim when he married a Princess of Pasai and he took the fashionable Persian title "Shah", calling himself Iskandar Shah. There are also references that indicate that some members of the ruling class and the merchant community residing in Malacca were already Muslims. The Chinese chronicles mention that in 1414, the son of the first ruler of Malacca visited Ming to inform them that his father had died. Parameswara's son was then officially recognised as the second ruler of Malacca by the Chinese Emperor and styled Raja Sri Rama Vikrama, Raja of Parameswara of Temasik and Melaka and he was known to his Muslim subjects as 【Sultan Sri Iskandar Zulkarnain Shah】 or 【Sultan Megat Iskandar Shah】, and he ruled Malacca from 1414 to 1424.[34][35]

In 1511, Malacca was conquered by Portugal, which established a colony there. The sons of the last Sultan of Malacca established two sultanates elsewhere in the peninsula — the Sultanate of Perak to the north, and the Sultanate of Johor (originally a continuation of the old Malacca sultanate) to the south. After the fall of Malacca, three nations struggled for the control of Malacca Strait: the Portuguese (in Malacca), the Sultanate of Johor, and the Sultanate of Aceh. This conflict went on until 1641, when the Dutch (allied to the Sultanate of Johor) gained control of Malacca.


source : wikipedia

Monday, June 15, 2009

jagat di alam maya

saya telah beberapa bulan menjadi blogger di wordpress. tentunya di http://suarajagat.wordpress.com yang khas memperkatakan tentang permasalahan akidah masyarakat.
si takluk jagat ini membawa hal yang agak berbeza..pelbagai perkara akan diperkatakan di sini...
si takluk jagat adalah watak kartun di akhbar berita harian yang pernah tersiar suatu masa lalu..
nama yang unik..
bagi saya.. kita boleh sahaja mengikut arus modenisasi, namun jatidiri seorang melayu-islam harus kekal dalam kubahnya yang tersendiri.